Sarapan Su'udzon
Pagi pagi sudah dengar berita su'udzon. Alhamdulillah Program Kill the Television or Television 'll kill your generations sudah berjalan hampir 2 minggu. Anak anak merengek minta ampun. Utamanya Anggit yang no 2. Biuhh.. Tapi tak ada kata mundur.
Kembali ke su'udzon. Jadi teringat beberapa waktu lalu dipetuahi sahabat di sela sela ngobrol cari sesuap nasi dan sekerikil emas. :D
"Memangnya kamu itu Gusti Alloh kok bisa tahu isi hati orang?", biasa.. sambil menepuk menepuk punggung ini. "Atau jangan jangan kamu ikut aktivasi otak tengah, ya?", dia tertawa. Aku tersenyum kecut. Asemik!
"Ya nggak. Namanya juga cuma berprasangka!", bela ku.
"Itu kan sama saja dengan menghakimi, menilai", lanjutnya. "Menilai kok yang tidak kelihatan!."
"Lha terus bagaimana?", aku balik nanya.
"Mbok ya nilai itu yang keliatan saja..."
"oooo !", aku melongo.
Ia melanjutkan bahwa sungguh tidak adil menilai yang kita tidak tahu. Mengira-ira. Nilai saja yang pasti. Bahwa tetangga kita itu orangnya nggak pernah mandi, kalau kita tahu betul bahwa dia tidak pernah mandi. Titik. Jangan diteruskan dengan 'paling paling dia sedang bla bla bla' . Atau nilai saja bahwa anak perempuannya suka pulang malam., kalau memang anak perempuannya pulang malam. Titik sampai disitu. Jangan menilai kemana dia kok pulang malam. Jangan diteruskan dengan 'jangan jangan dia bla bla bla'. Kecuali kamu punya bukti dan tahu persis.
"Kalaupun kamu tahu betul, maksimal ucapkan dalam hati saja, jangan diucapkan. Apalagi ke orang lain", katanya lagi.
"Lho kok?"
"Lha, nanti jadi Ghibah!"
Matek aku.
Dia lalu mengutip ayat atau hadits saya nggak tahu persis, yang isinya menerangkan bahwa ghibah cuma boleh dilakukan untuk alasan dan tujuan menghilangkan atau mencari solusi dari keburukan orang yang dighibah.
Terima kasih sahabat.
"Ya Alloh. Lindungi hamba dari perkara su'udzon dan ghibah ini ya Alloh. Amiinn!"
Kembali ke su'udzon. Jadi teringat beberapa waktu lalu dipetuahi sahabat di sela sela ngobrol cari sesuap nasi dan sekerikil emas. :D
"Memangnya kamu itu Gusti Alloh kok bisa tahu isi hati orang?", biasa.. sambil menepuk menepuk punggung ini. "Atau jangan jangan kamu ikut aktivasi otak tengah, ya?", dia tertawa. Aku tersenyum kecut. Asemik!
"Ya nggak. Namanya juga cuma berprasangka!", bela ku.
"Itu kan sama saja dengan menghakimi, menilai", lanjutnya. "Menilai kok yang tidak kelihatan!."
"Lha terus bagaimana?", aku balik nanya.
"Mbok ya nilai itu yang keliatan saja..."
"oooo !", aku melongo.
Ia melanjutkan bahwa sungguh tidak adil menilai yang kita tidak tahu. Mengira-ira. Nilai saja yang pasti. Bahwa tetangga kita itu orangnya nggak pernah mandi, kalau kita tahu betul bahwa dia tidak pernah mandi. Titik. Jangan diteruskan dengan 'paling paling dia sedang bla bla bla' . Atau nilai saja bahwa anak perempuannya suka pulang malam., kalau memang anak perempuannya pulang malam. Titik sampai disitu. Jangan menilai kemana dia kok pulang malam. Jangan diteruskan dengan 'jangan jangan dia bla bla bla'. Kecuali kamu punya bukti dan tahu persis.
"Kalaupun kamu tahu betul, maksimal ucapkan dalam hati saja, jangan diucapkan. Apalagi ke orang lain", katanya lagi.
"Lho kok?"
"Lha, nanti jadi Ghibah!"
Matek aku.
Dia lalu mengutip ayat atau hadits saya nggak tahu persis, yang isinya menerangkan bahwa ghibah cuma boleh dilakukan untuk alasan dan tujuan menghilangkan atau mencari solusi dari keburukan orang yang dighibah.
Terima kasih sahabat.
"Ya Alloh. Lindungi hamba dari perkara su'udzon dan ghibah ini ya Alloh. Amiinn!"
Wah Sud'zon mah jangan sampe deh Sob... mending diem dari pada sotoy hhe....
slam knal sekalian Sob... aku Follow ya(DJ SIte)... D'tgu Follownya klo berkenan.... happy blogging!!!
lha kalau anak perempuannya kerjaannya jadi korektor di koran yang jam kerjanya emang tengah malam karena ngikutin deadline cetak jam 12 malem teng qe3
hi hi ,mau komentar apa yah pak soal suudzon nih, hi hi, masalahnya kalau suudzon ada bukti namanya bukan prasangka lagi dong pak, kan fakta, he he
Yang penting selalu berpikir positif aja....^_^
Dengan sangat lagi hormat, mohon nggak naruh link di komen anda.. kesannya nyepam gitu... makasih. :D