Sebenarnya Bisa Saja Kita Berhenti
Sebenarnya bisa saja kita berhenti dan tidak peduli dengan apa yang terjadi. Orang bilang buang buang energi saja. Masih banyak yang semestinya kita kerjakan untuk menepati janji yang pernah kita ikrarkan. Janji kepada simbok-bapak kita. Janji kepada keluarga kita. Janji kepada pasangan hidup kita. Janji kepada anak anak kita.
Kita bisa saja berpaling dan menghibur diri dengan mengatakan bahwa kita tak pernah berjanji apapun kepada mereka. Lagian, mereka juga sudah mau terima kita seperti adanya kita saat ini. Bahkan ketika mereka melihat kita sedikit ngoyo, mereka akan berkata, 'mbok ya sudah istirahat dulu!'.
Tetapi tidak demikian sederhana perjalanan yang selayaknya kita lalui. Bangun pagi, berangkat kerja, pulang, tidur. Bangun lagi. Ritmis dan Egois! kata temen saya.
Berbagi adalah kata kunci. Kita boleh jadi masih kurang. Bukankah rumus berbagi adalah bila sudah banyak sisa? Bukankah dengan berbagi jatah kita jadi semakin berkurang? Ha le siut!. Tidak kawan! Dengan berbagi kita akan mendapatkan lebih banyak lagi. Alloh yang berjanji.
Memberi juga kata kunci. Dengan semakin banyak memberi maka akan semakin banyak menerima. Ambil bola tenis. Lemparkan ke tembok. Seberapa cepat dan seberapa kuat memantul? Ulangi tetapi kali ini dengan tenaga yang sangat kuat. Simpulkan sendiri.
Berbagi dan memberi tidak harus dalam bentuk materi. Ada banyak yang dapat dibagi dan diberikan. Waktu, perhatian, ilmu, pendapat, do'a, senyum.....
Tulisan ini adalah rangkuman dari obrolan 2 jam dengan sahabat baik saya. Terima kasih sahabat.
Kita bisa saja berpaling dan menghibur diri dengan mengatakan bahwa kita tak pernah berjanji apapun kepada mereka. Lagian, mereka juga sudah mau terima kita seperti adanya kita saat ini. Bahkan ketika mereka melihat kita sedikit ngoyo, mereka akan berkata, 'mbok ya sudah istirahat dulu!'.
Tetapi tidak demikian sederhana perjalanan yang selayaknya kita lalui. Bangun pagi, berangkat kerja, pulang, tidur. Bangun lagi. Ritmis dan Egois! kata temen saya.
Berbagi adalah kata kunci. Kita boleh jadi masih kurang. Bukankah rumus berbagi adalah bila sudah banyak sisa? Bukankah dengan berbagi jatah kita jadi semakin berkurang? Ha le siut!. Tidak kawan! Dengan berbagi kita akan mendapatkan lebih banyak lagi. Alloh yang berjanji.
Memberi juga kata kunci. Dengan semakin banyak memberi maka akan semakin banyak menerima. Ambil bola tenis. Lemparkan ke tembok. Seberapa cepat dan seberapa kuat memantul? Ulangi tetapi kali ini dengan tenaga yang sangat kuat. Simpulkan sendiri.
Berbagi dan memberi tidak harus dalam bentuk materi. Ada banyak yang dapat dibagi dan diberikan. Waktu, perhatian, ilmu, pendapat, do'a, senyum.....
Tulisan ini adalah rangkuman dari obrolan 2 jam dengan sahabat baik saya. Terima kasih sahabat.
::Salaman Dulu Pak::
Iyah bener pak, dan dengan memberi, saya jadi bisa merasakan nuansa mikro kosmis yang dahsyat di dalam onggokan daging ini.
Dari memberi ada setitik rasa puas tersendiri pak, dan itu mulai mengalir dengan sendirinya tanpa gangleon2 itu menginfokan ke otak saya.
Petuah jenengan yang "shodaqoh itu diamalkan, bukan dicoba" ngresep jeru.. gae tatu pak.
Thanks a lot untuk pencerahanya, semoga saya bisa terus jadi orang yang migunani.
::salam hangat::
Dengan sangat lagi hormat, mohon nggak naruh link di komen anda.. kesannya nyepam gitu... makasih. :D