Menjadi Yang Bermanfaat
Sederhana. Sebaik baik manusia adalah yang terbanyak manfaatnya untuk orang lain. Tapi implementasinya? Wit gedhang awoh pakel.
Adalah tidak masuk di akal kita bisa bermanfaat banyak untuk orang lain sedang kita sendiri dalam keadaan serba kekurangan. Tentu bisa apabila kita hanya mau menjadi Lilin. Memberikan penerangan yang terbatas. Dalam ancaman angin, dalam waktu singkat, dalam kualitas seadaanya dan akan meleleh mati sebelum malam berganti pagi. Tetapi masih lumayan menjadi lilin. Dari pada tidak sama sekali.
Mengutip kata Soe Hok Gie kalau nggak salah, bahwa jadi demonstran itu paling enak kalau sendirian. Tidak punya keluarga. Tidak usah berpikir pada orang lain yang bergantung pada kita. Tidak usah berpikir pada mbendhol mbendhol yang lucu yang masa depannya sedikit banyak tergantung kita orang tuanya. Tidak usah berpikir ada bakal ibunya anak anak yang menunggu dinikahi.... Ya... karena dengan begitu kita tidak begitu khawatir untuk meleleh mati.
Bukankah menjadi lebih indah kalau kita mampu menjadi matahari, dengan enlightening power ---bener ora sih--- yang lebih kuat, dengan jangkauan sangat luas, dengan durasi jauh lebih lama, bahkan tak habis habis... ??
Banyak aktifis muda yang demikian menggelora semangat pengabdiannya. Tetapi berapa yang bertahan sampai mereka membina keluarga sendiri? Di mana mereka selepas nikah? Atau pernah dengar "Wah sekarang aku sudah bekerja, jadi maaf. Aku ga bisa seaktif dulu" ? Masih mending kalau diikuti dengan ucapan "nih, tapi aku bisa jadi donatur tetap..."
Ya.. persimpangan itu pasti terjadi. Memilih terus aktif mengabdi pada masyarakat atau memilih membina karier kerja nya. Memilih terus aktif atau fokus pada keluarga. Yang terjadi adalah kualitas salah satunya akan menurun atau bahkan hilang sama sekali. Wis dho ngurus butuhe dewe dewe adalah alasan klasik yang muncul.
Bisakah aksi terus eksis bahkan semakin mematahari dan kebutuhan sendiri [plus keluarga tentunya] terus dan semakin tercukupi? Tentu saja bisa. Banyak kok contohnya...
Maka bersiap lebih dini Be Khoirunnas Anfauhum Linnas akan menjadikan kualitas, setidaknya lebih baik ketimbang tanpa persiapan sama sekali. Tak luput dan sangat penting dalam persiapan ini adalah persiapan mesin ekonomi kita...
Adalah tidak masuk di akal kita bisa bermanfaat banyak untuk orang lain sedang kita sendiri dalam keadaan serba kekurangan. Tentu bisa apabila kita hanya mau menjadi Lilin. Memberikan penerangan yang terbatas. Dalam ancaman angin, dalam waktu singkat, dalam kualitas seadaanya dan akan meleleh mati sebelum malam berganti pagi. Tetapi masih lumayan menjadi lilin. Dari pada tidak sama sekali.
Mengutip kata Soe Hok Gie kalau nggak salah, bahwa jadi demonstran itu paling enak kalau sendirian. Tidak punya keluarga. Tidak usah berpikir pada orang lain yang bergantung pada kita. Tidak usah berpikir pada mbendhol mbendhol yang lucu yang masa depannya sedikit banyak tergantung kita orang tuanya. Tidak usah berpikir ada bakal ibunya anak anak yang menunggu dinikahi.... Ya... karena dengan begitu kita tidak begitu khawatir untuk meleleh mati.
Bukankah menjadi lebih indah kalau kita mampu menjadi matahari, dengan enlightening power ---bener ora sih--- yang lebih kuat, dengan jangkauan sangat luas, dengan durasi jauh lebih lama, bahkan tak habis habis... ??
Banyak aktifis muda yang demikian menggelora semangat pengabdiannya. Tetapi berapa yang bertahan sampai mereka membina keluarga sendiri? Di mana mereka selepas nikah? Atau pernah dengar "Wah sekarang aku sudah bekerja, jadi maaf. Aku ga bisa seaktif dulu" ? Masih mending kalau diikuti dengan ucapan "nih, tapi aku bisa jadi donatur tetap..."
Ya.. persimpangan itu pasti terjadi. Memilih terus aktif mengabdi pada masyarakat atau memilih membina karier kerja nya. Memilih terus aktif atau fokus pada keluarga. Yang terjadi adalah kualitas salah satunya akan menurun atau bahkan hilang sama sekali. Wis dho ngurus butuhe dewe dewe adalah alasan klasik yang muncul.
Bisakah aksi terus eksis bahkan semakin mematahari dan kebutuhan sendiri [plus keluarga tentunya] terus dan semakin tercukupi? Tentu saja bisa. Banyak kok contohnya...
Maka bersiap lebih dini Be Khoirunnas Anfauhum Linnas akan menjadikan kualitas, setidaknya lebih baik ketimbang tanpa persiapan sama sekali. Tak luput dan sangat penting dalam persiapan ini adalah persiapan mesin ekonomi kita...
::Salaman Dulu::
Seger bener pak nrima pencerahan dalam postingan ini, kalau begitu gmn ya pak enaknya? bisa ndak yah jadi "lilin" dulu kemudian berusaha menjadi "matahari"?
::Salam HAngat::
Dengan sangat lagi hormat, mohon nggak naruh link di komen anda.. kesannya nyepam gitu... makasih. :D